Sukses

Kapolri: Teroris Berniat Lakukan Pembunuhan Massal

Selain merencanakan aksi saat upacara bendera 17 Agustus 2010, para pelaku teror juga berniat menyerang hotel yang menjadi lokasi penginapan warga negara asing. Mereka hendak membunuh presiden, pejabat negara, dan warga asing di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta: Kelompok teroris berencana membunuh presiden dan seluruh pejabat tinggi Indonesia yang hadir pada upacara kemerdekaan 17 Agustus 2010. Ini terungkap setelah Tim Densus 88 Mabes Polri menemukan sejumlah dokumen pelaku teror di Aceh. "Mereka akan melakukan serangan tepat pada upacara kemerdekaan. Sasarannya RI 1 (presiden), pejabat negara, dan tamu asing," kata Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, dalam jumpa pers di Mabes Polri Jakarta, Jumat (14/5).

Ancaman kelompok teror ini tidak main-main. Mereka sudah menyiapkan sejumlah penembak jitu, layaknya aksi teror yang dilakukan pelaku teror di Mumbai, India, dua tahun silam. "Mereka yakin semua pejabat akan hadir pada upacara 17 Agustus 2010, dengan begitu akan banyak jatuh korban jika teror berjalan lancar," lanjut Kapolri.

Selain merencanakan aksi pada 17 Agustus mendatang, ungkap Kapolri, para pelaku teror juga berniat menyerang sejumlah hotel yang selama ini menjadi lokasi penginapan warga negara asing. Untuk itu, para pelaku sudah merekrut sejumlah calon pelaku teror, menyiapkan senjata, dan mengumpulkan ribuan amunisi.

Sejauh ini, Polri sudah menangkap 58 tersangka teroris. Sebanyak 13 teroris tewas. Proses hukum tersangka teroris yang ditangkap hidup-hidup terus dikerjakan untuk segera dilimpahkan. "Nantinya semua perkara teroris akan disidangkan di Jakarta," lanjut Kapolri.

Bambang Hendarso juga mengungkapkan, Polri juga menemukan adanya aliran dana dari berbagai pihak kepada kelompok teroris. Jumlahnya mencapai Rp 1 miliar. Saat ini, Polri masih menelusuri para penyandang dana kepada kelompok teroris ini. "Penanggulangan teror memang tidak bisa parsial. Tidak boleh terpenggal-penggal," kata Bambang Hendarso.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini