Sukses

Gaji Tinggi Belum Tentu Tidak Korupsi

Kasus Gayus membuktikan, meski telah mendapat kenaikan gaji di atas pegawai negeri lain belum tentu menghentikan korupsi.

Liputan6.com, Jakarta: Salah siapa jika gaji pegawai negeri masih jauh dari layak? Kenyataan itu dijawab Kementerian Keuangan menjadi kementerian pertama yang menerapkan remunerasi gaji bagi pegawainya. Namun upaya itu seolah diruntuhkan dengan tindakan Gayus Tambunan.

Pegawai golongan III A itu mendapat kenaikan gaji dengan total mencapai Rp 12 juta sebulan. Angka yang dianggap cukup layak untuk hidup di Ibu Kota dan justru melebihi para pegawai departemen lainnya. Toh, ternyata semuanya masih belum cukup. Gayus ketahuan menggelapkan pajak hingga miliaran rupiah.

Beragam tanggapan pun muncul soal perlu tidaknya remunerasi kepada pegawai negeri lainnya. Pengamat ekonomi Rizal Ramli menolak remunerasi karena dianggap pemborosan uang negara. Namun sejumlah PNS yang belum mendapat jatah remunerasi menilai, kasus yang dialami oleh Gayus adalah karena keserakahan pribadi. Tentu tidak semua PNS akan bertindak seperti Gayus.

Gayus memberi pelajaran bagi negeri ini bahwa setinggi apa pun gaji yang diberikan belum menjamin seseorang menjadi jujur. Sebaliknya, bukankah sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk lebih menyejahterakan pegawainya dengan memberikan gaji yang lebih layak?(TES/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.