Sukses

Balita Diculik Saat Besuk Sang Ayah

Seorang balita yang tengah diajak menjenguk ayahnya di RSU Tangerang, Banten, diculik seorang wanita berkerudung hitam. Pelaku izin hendak mengajak korban membeli balon sebelum membawanya kabur.

Liputan6.com, Tangerang: Seorang balita diculik seorang wanita saat diajak menjenguk ayahnya yang tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Tangerang, Banten, akibat sakit infeksi paru-paru, Rabu (10/3). Kejadian bermula saat Hajah Samimah dibawa keluar ruangan oleh pembantunya bernama Sarno lantaran menangis.

Saat itulah, seorang wanita berkerudung hitam dan diperkirakan berusia 20 tahun mendekat serta mengajak Sarno berbincang. Ia juga menyarankan agar bocah berusia 18 bulan tersebut diajak makan keluar. Sarno lalu membeli baso. Namun, Hajah masih terus menangis. Wanita itu kemudian menggendong dan mengatakan akan membelikan Hajah balon. Tapi, ia tidak pernah kembali bersama hajah.

Keluarga Samlawi yang bingung langsung melapor ke Kepolisian Resor Metro Tangerang. Polisi menyayangkan RSU Tangerang tidak dilengkapi kamera yang bisa membantu mengungkap kasus ini.

Sementara itu, penyelidikan kasus penculikan bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Semarang, Jawa Tengah, berlanjut. Polisi telah menyebar sketsa perempuan yang diduga menculik bayi pasangan Mohammad Yahron dan Dwi Setyowati. Bersama sketsa, polisi juga menyebar foto sang bayi berjenis kelamin laki-laki yang hilang hanya dua hari setelah lahir.

Penculikan terjadi pada 22 Oktober 2009. Saat itu sang bayi diambil seorang perawat untuk dimandikan. Tapi, kemudian datang seorang perempuan yang mengaku sebagai saudara orangtua bayi mengambilnya. Sejak itu sang bayi tidak pernah lagi terlihat. Pihak rumah sakit tidak mengakui kesalahan atas hilangnya bayi tersebut. Pihak rumah sakit memberikan alasan penculikan itu bukan lantaran faktor kesengajaan dan kelalaian rumah sakit, tapi suatu musibah.

Yahron, ayah sang bayi, menilai ucapan tersebut merupakan upaya lepas tanggung jawab pihak rumah sakit atas kehilangan anak mereka. "Mereka terus beralasan bahwa itu musibah, mana pertanggungjawabannya?" kata Yahron.

Sedangkan Dwi menganggap pihak rumah sakit seperti tidak mempunyai hati karena seenaknya saja memberikan pengganti bayinya. "Anak saya bukan binatang yang dapat digonta-ganti dengan yang lain begitu saja," kata Dwi. Hingga kini polisi belum juga menetapkan tersangka dalam kasus penculikan tersebut [baca: Tersangka Tak Kunjung Ditetapkan].(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.