Syaifudin dan Syahrir Jarang Berinteraksi

Liputan6.com, Tangerang: Dua teroris yang ditembak mati tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror di Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, jarang berinteraksi dengan penghuni kos lainnya. "Jangankan bicara, untuk berinteraksi dengan saya dan anak kos lainnya juga jarang sekali," kata pejaga rumah kos, Suwarni, Jumat (9/10) seperti dikutip ANTARA.

Menurut Suwarni kedua orang yang diduga teroris itu telah sebulan menempati rumah kos. "Kamar nomor 15 berada di ujung paling kiri yang ditempati dua orang teroris itu dan sering mematikan lampu pada malam hari usai pulang dari kerja," ujar Suwarni.

Sementara itu, Baharuddin, mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, yang menempati kamar 14 di samping kamar tersangka, mengatakan dua orang tersebut berpenampilan biasa. "Keduanya tak menggunakan surban dan tidak punya jengot, gayanya biasa-biasa saja," kata Baharuddin.

Diakui Baharuddin, salah satu dari teroris yang ditembak mati itu bernama Soni dan pria tersebut mengaku bekerja di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat. "Pria yang satunya lagi saya tidak tahu namanya, cuman Soni yang saya pernah saya ajak berbincang," ucap Baharuddin.

Baharuddin mengatakan, kedua orang itu sering pulang ke ruma kos sekitar pukul 22.00 WIB kemudian pagi hari berangkat entah ke mana. "Selama tinggal di sini kedua orang itu jarang keluar kamar kos, paling hanya membuka pintu sedikit saja kemudian ditutup lagi," kata dia.

Mahasiswa semester I Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah itu mengatakan, sewa kamar kos tersebut satu bulan Rp 430 ribu. "Keduanya menempati kamar kos paling kecil, di ujung kiri di samping kamar kos saya," ujar Baharuddin.(JUM/ANS)