Sukses

Pelarian Kakak Adik itu Berakhir di Ciputat

Nama Syaifudin Zuhri alias Udin alias SJ menjadi amat dikenal publik Indonesia dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Terlebih sejak peristiwa bom Marriott dan Ritz Carlton, Jumat (17/7) silam. Udin dan adiknya Syahrir jadi DPO polisi. Sepak terjang mereka berakhir di Ciputat.

Liputan6.com, Jakarta: Nama Syaifudin Zuhri alias Udin alias SJ menjadi amat dikenal publik Indonesia dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Terlebih sejak peristiwa bom Marriott dan Ritz Carlton, Jumat (17/7) silam. Nama Syaifudin Zuhri terus disebut-sebut orang dan nyaris sejajar dengan sebutan Noordin Moh Top dan Ibrohim alias Boim yang tewas ditembak dalam penggerebekan di Temanggung, Jawa Tengah. 

Syaifudin Zuhri dan Moh Syahrir adalah kakak beradik bin Jaelani warga Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Saifuddin adalah anak ketiga dari tujuh bersaudara. Ketujuh anak Jaelani adalah Dermo, Anugerah, Udin, Sabil, Sucihani, Subhi, dan Ery. Anak kelima, Sucihani adalah istri mendiang Ibrohim. Sementara anak bungsu, Ery adalah istri dari Amir Abdillah yang telah ditangkap polisi setelah peristiwa bom Marriott II. Amir Abdillah adalah orang yang memesan kamar hotel Marriott bagi 'sang pengantin'.

Sejak kecil Zuhri alias Udin memang dikenal dalam keluarga sebagai anak yang keras jika mempertahankan pendapat dan cenderung sulit diatur. Jaelani ayahnya, hanya mampu menyekolahkan Udin hingga SMP. Setelah itu, kakaknyalah yang membiayai kebutuhan sekolah Udin. Zuhri lalu melanjutkan kuliah di Yaman selama empat tahun. Kemahirannya dalam berbahasa Arab terasah di sini.
 
Sepak terjang Zuhri baru mulai dapat "perhatian khusus" polisi setelah peristiwa bom Marriott II. Bahkan Zuhri alias Udin disebut-sebut bakal menggantikan fungsi Noordin sebagai perekrut pengantin karena kefasihannya dalam berbahasa Arab dan kepintarannya meyakinkan orang.

Nama Syahrir nyaris tak pernah didengar sebelumnya. Syahrir alias Aing ini diduga bernama Dermo kakak tertua Udin. Syahrir baru mulai masuk DPO setelah pengembangan penggerebekan Ibrohim di Temanggung. Mohamad Syahrir yang pernah bekerja di Maskapai Garuda Indonesia itu disebut-sebut juga piawai dalam membuat bom.

Kini kelicinan Syaifudin Zuhri dan Syahrir telah berakhir.(VIN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.