Sukses

Ketika Rasa Kemanusiaan Diabaikan

Berkali-kali sudah negeri ini jadi sasaran teroris. Berulang kali pula, orang-orang tak berdosa direnggut nyawanya. Haruskah sebuah tujuan melanggar batas-batas kemanusiaan?

Liputan6.com, Jakarta: Berkali-kali sudah negeri ini menjadi sasaran teroris. Berulang kali pula, orang-orang tidak berdosa direnggut nyawanya. Ayah kehilangan anaknya, istri kehilangan suaminya, sahabat yang kehilang orang-orang tercinta. Inikah yang diinginkan para pelaku peledakan? Haruskah sebuah tujuan melanggar batas-batas kemanusiaan?

Wajah duka begitu terlihat di muka istri Nathan Verity, warga Australia yang menjadi korban kebiadaban teroris. Sang suami tercinta sudah terbujur kaku di kamar jenazah. Saat kejadian, Nathan Verity ada di lobi Hotel JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Kesedihan juga menggelayuti Victor Mokodompis. Anaknya, Evert Mokodompis yang bekerja Restoran Syailendra, Hotel Marriot ikut tewas dalam ledakan bom. Beban semakin berat karena ia harus memberi kabar segera untuk istri Evert yang baru saja melahirkan.

Mimpi buruk itu ternyata juga belum mau pergi dari Bambang, satuan pengamanan di Hotel Marriott. Peristiwa ledakan di Hotel Marriott tahun 2003 seakan diputar ulang. Kini untuk kedua kalinya, Bambang kembali menjadi korban ledakan. Lagi-lagi Bambang menjadi bagian dari sejarah kelam hotel tempatnya bekerja. Selengkapnya simak video berita ini.(JUM/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini