Sukses

Lagi, TKW Dianiaya di Malaysia

TKW asal Nusatenggara Timur, Modesta Rengga Kaka, cacat dan terluka akibat dianiaya oleh majikan di Malaysia. Modesta cacat pada kedua telinga dan terluka di sekujur tubuh.

Liputan6.com, Kuala Lumpur: Indonesia bisa jadi bakal memiliki catatan terpanjang tentang kasus pekerja migran yang disiksa majikan di luar negeri. Belum usai kasus Siti Hajar, kini giliran tenaga kerja wanita asal Nusatenggara Timur, Modesta Rengga Kaka, dianiaya majikan di Malaysia, hingga terluka bahkan cacat. Dengan tubuh penuh luka, Modesta dianntar ke Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (27/6).

Perempuan yang berasal dari Desa Ngamba Deta, NTT, ini mengadu nasib ke negeri jiran sejak dua tahun silam. Tapi hingga kini belum seringgit pun upah diterima dari majikan. Sebaliknya, Modesta kerap disiksa majikan. Akibatnya, Modesta cacat pada kedua telinga dan terluka di sekujur tubuh. Bahkan, menurut dokter, kedua matanya mengalami pengaburan akibat dianiaya. Kulitnya pun melepuh dan bersisik akibat sang majikan menyuruh Modesta mandi dengan cairan pemutih dengan alasan supaya badan bersih dan bebas kuman.

Polisi Diraja Malaysia sudah menahan majikan Modesta, Cow Pe Ling. Namun, dengan alasan kemanusiaan Pe Ling dibebaskan karena tengah mengandung. Status Pe Ling kini sebagai tahanan kota.

Belum lama berselang, Siti Hajar juga disiksa selama bekerja sebagai pembantu di Malaysia. Upahnya pun ditahan majikan [baca: Keluarga Bersiap Sambut Kepulangan Siti]. Jutaan tenaga kerja Indonesia mengadu nasib di Malaysia. Meski banyak yang pulang sukses menjadi pahlawan devisa, cerita pilu yang terdengar juga tak sedikit. Langkah cepat pemerintah dibutuhkan untuk menyelamatkan pekerja migran asal Indonesia. Sehingga mereka bisa pulang membawa kebahagiaan bagi keluarga, bukan lagi-lagi kisah pilu.(ZAQ)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini