Sukses

Google dan Citigroup Bangun Kincir Angin Pembangkit Listrik

Google Inc dengan Citigroup Inc berencana membangun pusat kincir angin listrik di beberapa negara bagian di AS. Proyek kerjasama antara kedua perusahaan tersebut cukup menarik mengingat proyek tersebut terbilang merupakan sebuah terobosan baru bagi pembangunan pusat kincir angin listrik yang selama ini didanai oleh pemerintah

Liputan6.com, Jakarta: Google Inc dengan Citigroup Inc berencana membangun  pusat kincir angin listrik di beberapa negara bagian di AS. Proyek kerjasama antara kedua perusahaan tersebut cukup menarik mengingat proyek tersebut terbilang merupakan sebuah terobosan baru bagi pembangunan pusat kincir angin listrik yang selama ini didanai oleh pemerintah dan kurang memiliki daya tarik bisnis bagi investor yang ingin melakukan ekspansi.

Google Inc dalam hal ini bertindak sebagai konseptor teknologi, sedangkan Citigroup sepenuhnya sebagai penyandang dana proyek yang memakan total biaya sebesar 204 juta dollar. Di awal masa percobaan proyek ini, dana yang diinvestasikan sebesar 102 juta dollar yang diperuntukan untuk pembangunan kompleks kincir angin listri berkekuatan 1550 megawatt.

Dimana dalam praktek pengaplikasian dilapangan berikut pula pengelolaan, kedua perusahaan tersebut bekerjasama dengan Alta Wind Energy Center. Proyek ini secara bertahan telah dijalankan sejak bulan Mei lalu dan untuk tahap awal pembangunan akan memfokuskan kepada dua negara bagian yaitu Oregon dan Texas. Proyek Jangka Panjang Menurut Amy Grace selaku pengamat kincir angin AS, kebijakan yang dilakukan oleh Google dan Citigroup terbilang cukup memperoleh apresiasi dari banyak pihak.

Bahkan dirinya pribadi menyambut baik pembangunan proyek tersebut dimana pemilihan dua kota yaitu Oregon dan Texas cukup tepat dimana secara bantuan cuaca akan sangat mendukung dengan kondisi geografi seperti kencangnya angin dan kondisi tekstur tanah yang mayoritas berbukit-bukit sehingga menguntungkan bagi pembangunan kincir angin. Grace juga menambahkan bahwa dari segi investasi, pembangunan kincir angin listrik akan sangat prospektif dan memiliki jangka panjang mengingat kebutuhan akan listrik akan terus meningkat.

Alasan tersebut didasari oleh letak wilayah Texas dan Oregon yang merupakan salah satu sentra perkebunan beberapa komoditi pangan seperti gandum dan jagung di AS. Selain perkebunan, di kedua negara bagian tersebut juga terletak pabrik-pabrik besar pengolahan jagung dan gandum yang sehingga akan membutuhkan pasokan listrik yang besar selain dari pasokan listrik yang sebelumnya diperoleh dari pembangkit listrik bioenergy dan panas bumi yang merupakan mayoritas pemasok listrik bagi kedua negara bagian tersebut. Dalam tahap awal, pembangunan kincir angin penghasil listrik di Oregon dan Texas akan berkapasitas 720 megawatt yang dibagi menjadi 5 kompleks pembangunan.

Cocok dengan Sektor Pertanian Jika dilihat dengan konsekuensi dan dampak yang dihasilkan dari kincir angin penghasil listrik tersebut, sangatlah cocok dengan kebutuhan dan pengaruh yang dihasilkan bagi sektor pertanian. Sebagai Renewable Energy, kincir angin bukan hanya merupakan fasilitas penghasil listrik saja namun juga memiliki kelebihan-kelebihan lain seperti memiliki dampak positif bagi lingkungan dan dapat mencegah pencemaran lingkungan atau polusi. Apalagi mayoritas pembangunan kincir angin di AS terdapat di area perkebunan dan peternakan. Selain itu, keuntungan dari kincir angin ialah dapat sebagai pengukur cuaca dan meteorogi. Menyangkut mengenai Oregon yang notabene sebagai pelanggan badai tornado, hal tersebut diperkirakan akan menjadi sebuah keuntungan yang berarti.

Tak Lepas Dari Pertanyaan Meski disambut baik oleh banyak pihak mengenai pembangunan proyek tersebut, beberapa pertanyaan terutama dari pihak legislatif dan para pebisnis lokal pun cukup menyeruak. Mereka mempertanyakan langkah kedua perusahaan tersebut yang disinyalir memiliki proyeksi bisnis untuk merambah bisnis di sektor pertanian dan industri pangan disamping keuntungan yang diperoleh dari penjualan pasokan listrik kepada banyak konsumen di kedua negara bagian tersebut.

Komisaris BBJ, Kristanto Nugroho menambahkan, kesadaran go green disertai aspek bisnis yang potensial dari pembangunan pembangkit listrik bertenaga angin sangat positif untuk mengurangi efek global warming akibat pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti minyak dan batubara karena membuang gas penghasil efek rumah kaca. Bila Google dan Citigroup memulainya dan berhasil diharapkan tercipta trend energi yang bersahabat dengan alam. (http://www.vibiznews.com/ARI)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini