Sukses

Volume Ekonomi Cina Terus Meningkat

Masalah pendidikan, kesehatan, asuransi kesehatan, industrialisasi serta urbanisasi menjadi masalah yang harus dihadapi Cina. Penduduk Cina saat ini mencapai 1,3 miliar orang dengan pendapatan US$ 4,9 triliun.

Liputan6.com, Jakarta: Cina masih negara berkembang, jalan pembangunan menuju modernisasi masih panjang. Hal ini disampaikan Perdana Menteri China Wen Jiabao dalam acara policy speech di Jakarta, Sabtu (30/4).

"Volume ekonomi Cina secara keseluruhan memang meningkat, namun bila dibagi dengan jumlah penduduk sebesar 1,3 miliar orang, maka Cina berada di peringkat 100-an dunia, jalan pembangunan menuju modernisasi masih panjang," ujar Wen.

Mengutip filsuf Lao Tse, Wen menyebutkan bahwa saat seseorang mengenal orang lain artinya orang itu pintar. Namun bila orang itu mengenal diri sendiri artinya orang itu bijaksana.

"Saya sudah sembilan tahun menjabat sebagai perdana menteri, memang ada rakyat yang mencapai kesejahteraan namun masih banyak yang belum dapat melepaskan diri dari kemiskinan," ujar Wen.

Masalah pendidikan, kesehatan, asuransi kesehatan, industrialisasi serta urbanisasi menurut Wen menjadi contoh dari masalah yang harus ia hadapi. Penduduk Cina saat ini mencapai 1,3 miliar orang dengan pendapatan US$ 4,9 triliun atau dengan pendapatan per kapita US$ 3.700 menurut data Bank Dunia.

Cina, kata Wen, perlu secara rendah hati untuk mencontoh negara lain dan butuh kerja keras dalam jangka panjang untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. "Cina tidak punya alasan apa pun untuk sombong dan berpuas diri," kata Wen.

Meski demikian, menurut Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), kinerja perekonomian Cina sudah menggantikan Jepang sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia pada 2009 dengan pertumbuhan ekonomi 8,7 persen dan volume perdagangan sebesar US$ 2,21 triliun. Cina juga menjadi negara pengekspor barang nomor satu pada tahun yang sama.

"Perkembangan Cina tidak akan mengganggu negara mana pun atau pun menjadi suatu ancaman karena rakyat Cina selalu mengutamakan keharmonisan dan kerukukunan," ujar Wen.

Rakyat Cina, menurut Wen, bersahabat dengan rakyat Indonesia bahkan sejak abad ke-4 saat biksu Fa Hien datang ke Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan biksu I Ching yang datang ke Sumatra dan Jawa pada abad ke-8. Dilanjutkan pada abad ke-20 saat Konperensi Asia Afrika (KAA) yang membawa semangat kemerdekaan negara-negara di kedua benua tersebut.

"Setengah abad yang lalu, Cina, Indonesia dan negara lain yang baru merdeka naik ke panggung politik internasional, namun hari ini kita menyaksikan kebangkitan kembali peradaban timur," ujar Wen.

Ia menambahkan, "Mari kita bergandengan tangan untuk menciptakan hari depan yang lebih indah, menyambut kedatangan abad Asia."(Ant/ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.