Sukses

Andalkan Impor, Indonesia Terancam Krisis Pangan

Tak hanya beras, ketergantungan pemenuhan kebutuhan pangan nasional terhadap impor cukup besar. Mulai dari kedelai, garam, gula, daging sapi, hingga jagung.

Liputan6.com, Jakarta: Akhir tahun lalu hingga awal tahun ini masyarakat dihebohkan dengan kenaikan harga beras, cabai, dan beberapa kebutuhan pangan lain seperti minyak goreng, gula, dan tepung terigu. Bahkan sayur mayur. Buruknya cuaca dijadikan kambing hitam. Namun, sadarkah kita kalau selama ini Indonesia menggantungkan kebutuhan pangannya dari impor?

Tak hanya beras, ketergantungan pemenuhan kebutuhan pangan nasional utama lainnya terhadap impor pun cukup besar. Mulai dari kedelai, garam, gula, daging sapi, hingga jagung. Maka, jika rencana impor beras 1,7 juta ton terealisasi, Indonesia diprediksi akan menjadi negara pengimpor beras terbesar kedua dunia setelah Nigeria yang diikuti Filipina dan Arab Saudi.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian Amerika Serikat, volume beras yang didatangkan keempat negara ini diperkirakan mencapai 1,3 juta hingga 1,9 juta ton. Pengamat pertanian pun meminta pemerintah fokus melindungi petani lokal, terutama untuk komoditas pangan utama seperti beras.

Bila hal ini tidak dilakukan, bukan tidak mungkin Indonesia juga akan mengalami krisis pasokan bahan pangan. Seperti hasil penelitian Bank Dunia yang menyatakan harga pangan dunia berada dalam level berbahaya. Dengan kenaikan harga pangan sebesar 15 persen, dalam kurun waktu 2010 hingga 2011 diperkirakan terus mengalami kenaikan.(ADO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.