Sukses

Inflasi Dihitung, Bobot Cabai Dikurangi

BPS akan mengurangi bobot cabai dalam penghitungan laju inflasi bulanan apabila harganya melambung seperti yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Liputan6.com, Jakarta: Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mengatakan akan mengurangi bobot cabai dalam penghitungan laju inflasi bulanan apabila harganya melambung seperti yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. "Mungkin bobotnya dikurangi, karena suplainya tidak ada, masa bobotnya segitu. Kalau harga tinggi sudah pasti perhitungan komoditas apapun volumenya berkurang," ujarnya di Jakarta, Jumat (7/1) malam.

Ia mengatakan harga cabai akan tetap dihitung dalam penghitungan laju inflasi bulanan karena apabila dihilangkan, bisa memancing komoditas pangan lainnya untuk dikeluarkan dalam hitungan tersebut dalam kondisi serupa. "Kalau cabai dihilangkan nanti giliran bawang merah naik itu bagaimana, apakah nanti dihilangkan juga, lalu inflasi menggambarkan apa?" ujarnya.

Rusman memastikan BPS akan selalu melakukan update perkembangan harga komoditas pangan melalui survei terbaru untuk membantu mengawasi laju inflasi. "Di-update juga bukan berarti pakai exercise tapi pakai survei. Nah bulan Desember kemarin kita sudah survei dan kenyataannya memang rumah tangga mengurangi (konsumsi cabai)," ujarnya.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati juga menambahkan BPS akan mengkaji ulang bobot harga cabai dalam laju inflasi. Menurut dia, laju inflasi berdampak cukup besar bagi kesejahteraan masyarakat sehingga BPS sudah seharusnya mengkaji ulang bobot cabai dalam perhitungan inflasi.(ADO/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.