Sukses

Bambang: Ada Modus Penipuan di IPO KRAS

Anggota Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan, ada kesa kuat terjadinya modus penipuan dalam skenario harga IPO dan alokasi saham PT Krakatau Steel (KRAS). Gelombang besar pelepasan saham Kars di hari pertama di BEI oleh investor asing ibarat bukti modus penipuan.

Liputan6.com, Jakarta: Bambang Soesatyo mengatakan, ada kesan kuat terjadinya modus penipuan dalam skenario harga IPO dan alokasi saham PT Krakatau Steel. "Gelombang besar pelepasan saham Krakatau Steel (KRAS) oleh investor asing pada hari pertama pasar perdana di Bursa efek Indonesia atau BEI, Rabu kemarin, ibarat bukti mengenai modus penipuan tersebut," ujar anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar ini di Jakarta, Kamis (11/11).

Ia juga mengungkapkan, investor asing yang lebih mementingkan permainan spekulatif untuk meraih untung sebesar-besarnya sangat dominan di balik skenario IPO Kras. "Gelombang pelepasan saham Kras juga membuktikan prioritas alokasi saham oleh Tim pelaksana IPO bukan kepada investor yang berkomitmen jangka panjang, melainkan kepada investor spekulatif," ucap Bambang. Modus alokasi seperti ini, tambah Bambang, jelas tidak sejalan dengan tujuan utama IPO KRAS, yakni menjaring investor asing kelas kakap dengan komitmen dan wawasan investasi jangka panjang.

Sebagaimana diberitakan, saat harga Kras di pasar perdana Rabu lalu mencapai Rp 1.198 per saham, investor asing melepas 316,12 juta saham. "Pada level harga itu, laba per saham sudah terbilang Rp 348. Karena itu, saya menduga, para investor asing itu hanya menyewakan bendera," ujar Bambang.

Mereka ini, menurut Bambang, bertindak untuk dan atas nama kepentingan kekuatan-kekuatan politik yang dekat dengan kekuasaan. "Para investor asing itu hanya menerima komitmen fee dan balas jasa tambahan," ucapnya. "Sedangkan bagian terbesar dari laba pelepasan itu dinikmati kekuatan-kekuatan politik yang menentukan skenario IPO saham KRAS." 

Permainan ini, lanjutnya, sangat kentara dan mudah dibaca. "Saya yakin, harga Kras masih akan terus naik. Harga riil KRAS akan terbentuk menurut mekanisme pasar," kata Bambang.

Tapi, sebelum harga riil itu terwujud, dia memperkirakan, KRAS membuat heboh di bursa dan menjadi saham yang diburu akibat aksi penggorengan. "Itu semua adalah rekayasa untuk menangguk untung besar. Keuntungan itu akan didistribusikan ke kas kekuatan-kekuatan politik tertentu," ujar Bambang.(ANT)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.