Sri Mulyani, Contoh TKI Mandiri

Liputan6.com, Jakarta: Istilah Tenaga Kerja Indonesia atau TKI selalu diidentikkan dengan tenaga kerja informal, tak berpendidikan dan dibayar murah. Ternyata tidak. Bagi Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Jumhur Hidayat, Sri Mulyani (Menkeu yang akan bekerja di World Bank) pun termasuk TKI.

"Sri Mulyani termasuk kategori TKI mandiri, saya bangga karena kemampuannya bisa menarik perhatian Bank Dunia untuk menduduki jabatan Managing Director," kata Jumhur Hidayat saat pembukaan roundtable dialog BNP2TKI dengan LSM dan organisasi perburuhan.

Menurut Jumhur ada 4 klasifikasi TKI yang bekerja di luar negeri, yakni TKI G to G (government to government) adalah TKI yang direkrut dan ditempatkan oleh negara dan diterima di negara yang membutuhkan dan menerima TKI. Biasanya mereka ini bekerja sebagai TKI formal dan memiliki skill atau keahlian khusus.

TKI G to P (government to private) yakni TKI yang direkrut dan ditempatkan oleh negara dan diterima oleh sektor swasta di suatu negara. Umumnya mereka bekerja di perusahaan-perusahaan besar seperti Samsung di Korea atau Toyota di Jepang.

TKI P to P (private to private) yakni TKI yang direkrut dan ditempatkan oleh swasta. Mereka bekerja di sektor swasta dan kebanyakan informal. Contohnya, mereka yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Yang terakhir adalah TKI mandiri, yakni mereka yang bekerja di luar negeri secara mandiri baik perekrutan maupun  penempatannya. Umumnya mereka adalah pekerja profesional, termasuk Sri Mulyani. Jadi Mbak Ani--panggilan akrab Sri Mulyani-- adalah TKI, tetapi TKI yang mandiri dan patut dicontoh.(MLA)