Sukses

BI: Ketahanan Bank Saat Ini Cukup Kuat

BI menyatakan ketahanan sistem perbankan nasional saat ini cukup kuat walau terjadi pemburukan kolektibilitas hingga 50 persen. Ini merupakan hasil uji ketahanan kepada bank-bank nasional di awal 2010.

Liputan6.com, Bandung: Direktur Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah mengatakan, ketahanan sistem perbankan nasional saat ini cukup kuat walau terjadi pemburukan kolektibilitas hingga 50 persen. "Ini merupakan hasil stress test (uji ketahanan) kepada bank-bank nasional di awal 2010, kata Halim, dalam acara pelatihan jurnalistik di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (27/3). "Kami mencoba meningkatkan masing-masing Coll (kolektibilitas) 1, Coll 2 dan seterusnya sampai Coll 5 kolektibilitas dinaikkan menjadi 50 persen dalam stress test di awal 2010."

Dari hasil uji ketahanan tersebut, ketahanan sistem perbankan nasional cukup kuat. "Saat terjadi pemburukan sampai 50 persen kolektibilitas, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan nasional hanya turun mencapai 66 bps", ucap Halim.

Secara keseluruhan, Halim melanjutkan, CAR perbankan nasional memang cukup turun ketika NPL bertambah hingga 50 persen. "Namun, tidak ada bank yang CAR-nya langsung turun hingga di bawah delapan persen," jelas Halim.

Ia juga mengatakan, uji ketahanan ini juga dilakukan kepada setiap bank jika 10 debitur besarnya dalam sebuah bank terjadi devolt (tidak bayar). "Hasil tes hanya terdapat beberapa bank yang CAR-nya tergerus sedikit di bawah delapan persen. Setelah dilihat pemiliknya, kami yakin mereka bisa menambah modalnya," ucap Halim.

Hasil uji ketahanan juga dilakukan mengenai risiko suku bunga. Halim mengatakan, jika suku bunga acuan (BI Rate) ditekan hingga enam persen, maka bank-bank tidak akan mengalami masalah yang berarti. "Akibat kenaikan BI rate penurunan CAR tak akan terlalu besar," ucap Halim. Dia menambahkan, hasil uji ketahanan ini dilakukan BI pada seluruh bank nasional dan merupakan simulasi yang dilakukan regulator terhadap kondisi makro yang diperkirakan terjadi.(BOG/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini