Sukses

Dahlan:"Saya Senang Lepas Bisnis Pembangkit Listrik"

Belum dilantik sebagai Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan sudah diprotes SP karyawan PLN. CEO Grup Jawa Pos ini akan melepas bisnisnya di bidang kelistrikan dengan senang hati, karena rugi terus.

Liputan6.com, Jakarta: Dahlan Iskan tidak mempersoalkan penolakan yang dilakukan serikat pekerja (SP) PLN pada dirinya sebagai Direktur Utama PLN, menggantikan Fahmi Mochtar. Apalagi dikaitkan dengan bisnisnya di bidang kelistrikan, yakni PLTU Embalut di Kutai Kartanegara Kalimantan Timur, dan di Gresik, Jawa Timur.

"Jika mereka mengkhawatirkan akan terjadi konflik kepentingan dengan bisnis saya, saya juga tidak keberatan melepas," tegas Dahlan Iskan, saat diwawancarai Liputan 6 di Jakarta, Rabu (23/12) siang, sebelum dilantik menjadi Direktur Utama PLN.

Menjelang dan saat pelantikan, Rabu petang, aksi menolak Dahlan sebagai Dirut PLN, tidak hanya dilakukan SP PLN, dengan menyegel pintu ruang Dirut. Puluhan mahasiswa juga melakukan aksi unjuk rasa di luar gedung PLN [baca:Ruang Dirut PLN Disegel Serikat Pekerja].

Mantan wartawan ini juga mengaku tidak tahu jika SP PLN punya alasan lain untuk menolaknya. "Kalau sudah dilantik, saya akan pelajari peraturan perusahaan, apakah karyawan boleh menolak direktur. Karena belum mempelajari, saya belum bisa memberi pendapat soal sikap penolakan mereka," jelasnya.

Dahlan, yang juga CEO Grup Jawa Pos ini, mengakui, posisinya sebagai pucuk pimpinan BUMN bidang listrik akan serba sulit, mengingat bisnisnya juga ada di bidang kelistrikan. Namun, ungkapnya, saat dipanggil untuk mengikuti uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test, ia sudah mengemukakan hal itu. 

"Tapi waktu itu dibilang, ikuti saja aturan yang ada. Ya,akan patuhi aturannya. Jika harus melepas, saya tidak keberatan. Pembangkit yang di Kalimantan itu rugi, karena harga jual listrik ke PLN murah. Jadi saya senang kalau diminta melepas. Apalagi ada yang mau beli dengan harga bagus," jelas Dahlan, yang masih suka menggunakan sepatu sport. (ETA)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini