Sukses

Unilever Putus Pasokan Minyak Sawit Indonesia

Unilever memutuskan hubungan dengan pemasok minyak sawit Indonesia yang dituduh oleh organisasi lingkungan Greenpeace menghancurkan hutan hujan tropis.

Liputan6.com, Den Haag: Unilever memutuskan hubungan dengan pemasok minyak sawit Indonesia yang dituduh oleh organisasi lingkungan Greenpeace menghancurkan hutan hujan tropis. Demikian pernyataan perusahaan raksasa makanan dan kosmetika Inggris-Belanda itu seperti dilansir ANTARA, Sabtu (12/12).

"Greenpeace mengklaim berasal dari alam yang tidak dapat kami abaikan. Unilever berkomitmen untuk sumber daya berkelanjutan. Oleh karena itu, kami telah memberitahu PT Smart (bagian Grup Sinar Mas grup) bahwa kami tidak memiliki pilihan lain kecuali menangguhkan pembelian berjangka minyak kelapa sawit kami," kata Marc Engel, pejabat pengadaan utama Unilever dalam pernyataan seperti dikutip AFP, kemarin.

Unilever mengatakan tuduhan tersebut diterbitkan oleh Greenpeace pada pekan ini yang mengecam praktik lingkungan Sinar Mas. "Akibatnya Unilever telah memutuskan untuk segera mengambil tindakan," imbuh Engel [baca: Greenpeace Desak Menhut Soal Sinar Mas].

Unilever hanya akan mempertimbangkan kembali keputusan itu. Terutama, bila PT Smart menyediakan verifikasi bukti bahwa tak satu pun perkebunan mereka turut berperan dalam perusakan hutan bernilai konservasi tinggi dan perluasan ke lahan gambut.

PT Smart memasok Unilever dengan lima persen dari kebutuhan minyak kelapa sawit. Pihaknya menggunakan minyak kelapa dalam pembuatan margarin, sup, es krim dan saus serta produk-produk kecantikan.

Sementara itu, Indonesia bertekad meningkatkan produksi minyak sawit mentah (CPO) lebih dari dua kali lipat menjadi 40 juta ton pada 2020 melalui peningkatan hasil dan perluasan perkebunan. Namun, rencana tersebut ditentang kelompok-kelompok lingkungan. Mereka mengatakan hutan Indonesia penyerap karbon sangat penting dalam memerangi perubahan iklim dan sumber keanekaragaman hayati tidak tergantikan.(ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini