Sukses

Indonesia Tak Butuh Dana IMF

Staf Khusus Menteri Keungan Muhammad Chatib Basri mengatakan hingga saat ini Indonesia belum butuh untuk berutang kepada IMF. Menurutnya saat ini cadangan devisa Indonesia masih cukup baik.

Liputan6.com, Jakarta: Staf Khusus Menteri Keungan Muhammad Chatib Basri mengatakan hingga saat ini Indonesia belum butuh untuk berutang kepada IMF. Menurutnya saat ini cadangan devisa Indonesia masih cukup baik.

Penjelasan itu disampaikan Dede nama panggilan Chatib Basri, Senin (17/8) menanggapi beredarnya informasi bahwa IMF akan menyuntikkan dana Rp 24 triliun untuk Indonesia.

"Berita itu tidak benar. Dan dalam kondisi sekarang kita tidak membutuhkan itu. Ekonomi kita saat ini cukup kuat. Indonesia bahkan lebih kuat dibanding Singapura, Malaysia, dan Thailand," ungkap Dede.

Dede menambahkan saat pertemuan G-20 di London, Inggris, awal April silam, disepakati bahwa IMF akan menyediakan dana jika dibutuhkan oleh negara-negara anggota. Salah satunya flexible credit line (FCL). Dana tersebut memang disediakan, namun hingga saat ini, permintaan hanya datang dari Meksiko. Indonesia tidak meminta.

"Jadi harus dibedakan, antara dana yang tersedia dengan yang diminta. Indonesia tidak pernah meminta. Itu artinya tidak akan ada dana dari yg tersedia itu yg akan diberikan ke Indonesia untuk mengatasi krisis global," ujar Dede.

Alokasi Special Drawing Rights (SDR) sebesar US$250 miliar atau Rp 2500 triliun (kurs Rp 10.000 per dolar AS) menurut Dede tidak otomatis IMF menyuntikkan dana ke Indonesia. Hanya negara yang meminta dan membutuhkan yang akan dapat [baca: IMF Kembali Utangi Indonesia]. 

Senada dengan Dede, pengamat ekonomi dari Tim Indonesia Bangkit, Iman Sugema mengatakan, tidak ada alasan untuk berutang lagi kepada IMF. Menanggapi anjuran Ketua IMF Divisi Asia dan Pacifik Thomas Rumbaugh yang mengatakan akan lebih baik jika Indonesia menambah cadangan devisanya dengan SDR, Sugema menilai saran itu salah. Ia menegaskan, cadangan devisa Indonesia saat ini masih aman.(DIO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini