Sukses

Merpati "Grounded" Pesawat Buatan Cina

PT Merpati Nusantara Airlines menghentikan pengoperasian pesawat MA 60 buatan Xian Aircraft Industry Company Ltd. Ini menyusul kerusakan di sayap bagian belakang pesawat.

Liputan6.com, Jakarta: PT Merpati Nusantara Airlines menghentikan pengoperasian (grounded) pesawat MA 60 buatan Xian Aircraft Industry Company Ltd menyusul kerusakan di rudder atau sayap bagian belakang pesawat. "Grounded kami lakukan karena ada crack (retak) di bagian sayap belakang," kata Bambang Bhakti, Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines, usai rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR/MPR Jakarta, Rabu (10/6).

Menurut Bambang, penghentian pengoperasian dilakukan sejak awal pekan ini dan akan dilakukan sampai ada penjelasan resmi dari Xian. Merpati sudah melayangkan surat kepada perusahaan asal Cina itu dan tinggal menunggu jawaban. Akibat penghentian operasi, potensi pendapatan perusahaan pelat merah itu berkurang. "Pasti bikin kerugian, yang seharusnya terbang sekarang tidak," ucap Bambang.

Bambang menjelaskan, kondisi fisik pesawat seperti itu amat berbahaya sehingga pesawat tak digunakan. Dua unit pesawat jenis MA 60 milik Merpati saat ini merupakan bagian dari 15 unit pesawat yang dipesan dari Xian. Merpati mengurangi jumlah pesanan karena harga jual Xian dinilai terlalu mahal.

Bahkan beredar kabar Merpati akan membatalkan perjanjian jual beli dengan Xian karena pesawat yang dipesan rusak alias cacat produk. Namun, Xian menolak permintaan itu dengan alasan sudah adat kontrak. Karena itu, Xian berencana menggugat Merpati sebesar Rp1 triliun.

Terkait rencana gugatan itu, Bambang menolak berkomentar lebih lanjut dengan alasan pemerintah telah membentuk tim perunding kedua pihak. Ia hanya menyatakan kerusakan hanya pada satu pesawat. "Tapi pesawat yang satu lagi kita grounded demi menjamin keselamatan penumpang," ucap Bambang.

Sebalumnya seorang eksekutif Merpati menjelaskan, penolakan pesawat MA 60 terkait alasan teknikal dan komersial yang tak menguntungkan bagi perusahaan. Manajemen Merpati, kata ia, sudah menyatakan keberatannya kepada tim privatisasi yang terdiri dari Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara dan departemen terkait lainnya. "Manajemen sudah menyatakan tidak mau ambil kepada tim privatisasi," kata sumber yang tidak bersedia jatidirinya diungkap.

Ia juga menyatakan tidak gentar jika Xian melayangkan arbitrase terkait penolakan pembelian pesawat tersebut. "Ya... silakan saja arbitrase. Kami bisa arbitrase balik karena pesawat yang dikirim tidak bagus," kata ia.(ANTARA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini