Sukses

Harga Garam Anjlok di Musim Panen Raya

Jika sebelumnya harga garam Rp 150 hingga Rp 175 per kilogram, kini hanya Rp 135 per kg. Dalam kondisi kemarau, panen bisa dilakukan empat hari sekali dengan hasil 30 ton lebih per 1,5 hektare.

Liputan6.com, Rembang: Musim kemarau kerap identik dengan membawa derita bagi petani. Sebaliknya, bagi para petani garam di wilayah pesisir Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, kekeringan justru menjadi berkah karena panen garam berlimpah. Dalam kondisi normal, garam baru bisa dipanen sepuluh hari sekali dengan hasil panen kurang lebih 10 ton garam per 1,5 hektare. Namun, saat musim kemarau, panen bisa dilakukan dalam empat hari sekali dengan hasil 30 ton lebih per 1,5 hektare.

Sebenarnya kondisi ini menguntungkan petani. Namun, menurut sejumlah petani, baru-baru ini, kondisi itu tak dapat membawa keuntungan yang besar. Pasalnya, harga garam saat ini terus menurun. Jika sebelumnya harga garam antara Rp 150 hingga Rp 175 per kilogram, kini hanya Rp 135 per kg.

Pemerintah selama ini terus berusaha meningkatkan taraf kehidupan petani garam. Dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 306 Tahun 2004, pemerintah telah membatasi kuota impor garam. Pembelian juga dilarang dilakukan sebulan sebelum dan dua bulan sesudah masa panen. Namun, pemerintah juga meminta kalangan petani garam meningkatkan kualitas produksinya supaya bisa menyaingi garam impor [baca: Presiden Meminta Kualitas Garam Nasional Ditingkatkan ].(ORS/Teguh Hadi Prayitno dan Kukuh Ary Wibowo)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini