Mahasiswa Bengkulu yang Tenggelam Ditemukan

Liputan6.com, Bengkulu: Tim SAR dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Provinsi Bengkulu dan Palang Merah Indonesia (PMI) serta masyarakat Kelurahan Teluk Sepang Kota Bengkulu, Senin (16/5), menemukan Beny Sipahuta, mahasiswa Fakultas Tehnik Universitas Bengkulu. Benny ditemukan dalam keadaan tak bernyawa tak jauh dari tempatnya tenggelam.

Korban yang tenggelam pada Minggu kemarin ditemukan di pinggir pantai sekitar 500 meter dari lokasi tenggelamnya. "Kami menemukan korban di pinggir pantai, sekitar 500 meter dari lokasi kejadian, pada pukul 7.00 WIB dalam keadaan tidak bernyawa," kata Tarmizi, anggota Tagana Dinsos Provinsi Bengkulu.

Tarmizi mengatakan, jasad korban langsung dievakuasi ke RSUD M Yunus. Saat ini pihak rumah sakit masih menunggu keluarga korban yang masih dalam perjalanan dari Pekanbaru, Provinsi Riau.

Benny tenggelam di Pantai Teluk Genting Kelurahan Teluk Sepang saat berusaha mengambil bola yang masuk ke laut. Sebelumnya, korban dan puluhan rekannya dari Universitas Bengkulu menggelar acara kemah di pingir pantai sejak Sabtu silam.

Pada Minggu pagi, bersama delapan orang rekannya mereka bermain sepak bola di pinggir pantai dan tidak sengaja bola terpental masuk ke laut. "Sebenarnya dia bisa berenang, makanya langsung spontan terjun ke laut mengambil bola itu. Ternyata di pinggir laut juga sudah dalam dan dia terseret ombak," katanya.

Sejak Minggu siang, SAR dari Dinas Sosial Provinsi Bengkulu serta PMI Kota Bengkulu dibantu masyarakat Teluk Sepang berusaha menyisir pinggiran pantai untuk mencari mayat korban namun tidak berhasil. Bahkan nelayan yang biasa menyelam untuk mencari udang dan lobster juga sudah dikerahkan untuk mencari jasadnya namun belum membuahkan hasil.

"Pagi tadi kami berusaha menyisir kembali pinggiran pantai dan menemukan jasad korban di darat," kata Tarmizi. Ia mengatakan lokasi tenggelamnya Benny sudah sering menelan korban sebab perputaran arus sangat cepat dan terdapat palung yang tidak jauh dari pantai.

Kasus tenggelam terakhir terjadi pada 2009. Saat itu pasangan suami istri yang sedang memancing tenggelam di lokasi yang sama. "Sebenarnya masyarakat sudah memasang papan larangan mandi atau memancing di sini, tapi dicabut orang yang tidak bertanggungjawab," katanya.(Ant/ULF)