Sukses

Kisruh Pemilukada Kuansing, Kondisi Mulai Normal

Situasi di Kota Taluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, dilaporkan kembali normal, setelah Polda Riau menurunkan lebih dari seribu personil untuk mengamankan sejumlah lokasi yang dinilai rawan.

Liputan6.com, Kuantan Singingi: Situasi di Kota Taluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, dilaporkan kembali normal, setelah Polda Riau menurunkan lebih dari seribu personil untuk mengamankan sejumlah lokasi yang dinilai rawan.

Kabid Humas Polda Riau, AKBP. S. Pandiangan, Selasa (12/4) siang ini menyatakan, pihaknya juga telah meminta bantuan 200 orang personil Brimob dari Polda Sumatera Barat.

Besarnya jumlah pasukan polisi, menurut S. Pandiangan karena potensi konflik tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi. "Personil polisi disebar di banyak titik. Mereka juga bertugas melakukan pendekatan kepada warga dan tokoh masyarakat setempat untuk sama-sama menahan diri," ujar Pandiangan.

Seperti diberitakan sebelumnya, proses penghitungan suara di Kantor KPU Kuantan Singingi berujung rusuh, menyusul kekecewaan salah satu pendukung pasangan calon dan wakil bupati yang merasa dicurangi KPU.

Massa yang tidak puas, Senin (11/4), melempari Kantor KPU ketika anggota KPU sedang menggelar rapat pleno guna menuntaskan penghitungan suara. Polisi yang berniat hendak membubarkan massa, justru menjadi korban amuk massa. Sejumlah polisi terkena lemparan batu saat menghalau massa yang terkosentrasi di Kantor KPU.

Di pihak lain, sejumlah warga juga terkena tembakan peluru karet ketika polisi melepas tembakan peringatan. Kerusuhan kian meluas, ketika massa membubarkan diri. Sepanjang perjalanan pulang, massa merusak sejumlah pos perhubungan, melempari rumah Ketua KPU Kuantan Singingi dengan bom molotov, merusak sejumlah rumah warga, dan membakar satu rumah ibadah.

Gubernur Riau Rusli Zainal telah meminta agar para kandidat calon dan wakil bupati yang bersaing dalam pilkada tersebut untuk sama-sama menenangkan massa mereka masing-masing. Rusli menyatakan, perusakan rumah ibadah bukan berlatar sentimen SARA, namun merupakan aksi sporadis yang dari massa yang tengah emosi.

Pilkada Kabupaten Kuantan Singingi yang berlangsung rusuh tersebut diikuti dua pasangan calon. Mereka masing-masing adalah pasangan Sukarmis dan Zulkifli dan pasangan Mursini dan Gumpita. Berdasar penghitungan suara KPU, pasangan Sukarmis (incumbent) menang dengan raupan suara 75.084 suara atau sekitar 54,84 persen. Sedangkan Mursini (wakil bupati incumbent) dan
Gumpita meraih 60.557 suara atau sekitar 44,22 persen.

Hasil penghitungan suara oleh KPU tersebut, tidak diterima massa dari pihak Mursini- Gumpita, karena mereka sebelumnya juga telah melakukan penghitungan suara yang hasilnya berbeda jauh dengan hasil penghitungan yang dilakukan KPU. Ketidakpuasan inilah yang kemudian memicu amuk massa.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.