Sukses

Asap Sulfatara Membubung Setinggi 600 Meter

Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta, mengeluarkan asap sulfatara dengan ketinggian sekitar 600 meter. Kendati demikian, aktivitas gunung berapi itu cenderung menurun.

Liputan6.com, Magelang: Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (24/3), mengeluarkan asap sulfatara dengan ketinggian sekitar 600 meter. Kendati demikian, aktivitas gunung berapi itu cenderung menurun.

Raharjo, salah seorang warga Ngepos, Kecamatan Srumbung, Magelang, Jateng, Kamis (24/3), mengatakan asap berwarna putih terlihat membubung tinggi dari puncak Merapi pada Kamis pagi. Namun, mulai sekitar pukul 09.00 WIB puncak Merapi tertutup kabut.

Ia mengaku, pascaerupsi atau usai letusan Gunung Merapi 2010 dirinya telah beberapa kali melihat kejadian serupa. Hanya saja, asap sulfatara yang terlihat pada pagi tadi membubung cukup tinggi. "Asap tersebut terlihat dengan jelas, namun tidak terlalu lama karena terus tertutup kabut," katanya.

Ismail, salah satu petugas Pengamatan Gunung Merapi di Pos Babadan, Kecamatan Dukun, membenarkan adanya asap sulfatara tersebut. Menurut dia, asap terpantau dari Pos Babadan dengan ketinggian 600 meter pada pukul 07.25 WIB. "Asap membumbung tinggi karena di atas tidak ada angin kencang. Kejadian itu biasa," katanya. Ismail menjelaskan, asap itu tidak berbahaya sehingga warga tidak perlu khawatir akan terjadi erupsi.

Lebih jauh Ismail  mengatakan, dari Pos Babadan tidak terpantau guguran baik secara visual maupun laporan seismograf. Ia berharap, warga tidak khawatir karena berdasarkan data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta aktivitas Merapi menunjukkan kecenderungan menurun. "Saat ini hanya terpantau gempa multifase yang tidak terlalu besar," katanya.

Adapun Kepala BPPTK Yogyakarta Subandrio mengharapkan warga tidak panik dengan fenomena munculnya asap sulfatara yang membubung tinggi. Ia mengimbau warga tetap waspada terhadap ancaman banjir lahar dingin. "Apalagi dalam empat hari terakhir, intensitas hujan di puncak Merapi cukup tinggi dan patut diwaspadai terjadinya banjir terutama di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," katanya.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.