Sukses

Debu Gunung Anak Krakatau Hujani Permukiman

Debu Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda masih menghujani permukiman warga di Banten, sementara pos pemantau masih kesulitan melihat aktivitas gunung tersebut.

Liputan6.com, Serang: Debu Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda masih menghujani permukiman warga di Banten, sementara pos pemantau masih kesulitan melihat aktivitas gunung tersebut. "Asapnya masih mengarah ke timur atau Banten, dengan ketinggian mencapai 600 meter dan terlihat mengeluarkan abu vulkanik," kata kepala pos pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Serang, Anton S Pambudi, Ahad (9/1).

Dia menjelaskan, abu vulkanik yang dikeluarkan gunung tersebut masih berbahaya dan membawa material seperti batu dan kerikil yang bersuhu di atas rata-rata. "Suhunya mencapai 600 derajat Celcius lebih, dan sangat berbahaya bila terkena tubuh makhluk hidup, termasuk manusia," katanya menambahkan.
    
oleh karena itu, meski aktivitas kegempaan tidak terpantau, Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) Bandung, Jawa Barat, belum menurunkan status GAK dari level II atau waspada ke level I atau aktif normal. "Kegempaan GAK masih belum terpantau, karena diduga alat penangkap gempa pada seismometer, solar panel tidak berfungsi akibat tertutup debu yang keluar dari perut gak," katanya.

PVMBG, kata Anton, masih melarang warga atau turis mendekat, sampai dengan radius dua kilometer. "Status gak belum kami turunkan, maka larangan bagi warga juga belum dicabut," katanya.

Akibat kegempaan yang terjadi, sejunmlah warga di Banten seperti di Kota Cilegon, Serang dan Pandeglang mengaku khawatir, apalagi debu vulkanik sudah mengotori permukiman warga di daerah tersebut.(ADO/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini