Sukses

Ribuan Lalat Serang Lokasi Merapi

Ribuan ekor lalat mulai berkembang dan menyerang di sejumlah wilayah yang terkena erupsi Gunung Merapi akibat masih banyaknya bangkai ternak yang mati dan belum sempat dibakar atau dibersihkan.

Liputan6.com, Sleman: Ribuan ekor lalat mulai berkembang dan menyerang  di sejumlah wilayah yang terkena erupsi Gunung Merapi akibat masih banyaknya bangkai ternak yang mati dan belum sempat dibakar atau dibersihkan.

"Serbuan ribuan lalat saat ini tidak hanya menghinggapi bangkai ternak tetapi sudah menghinggapi pohon-pohon dan puing-puing rumah yang hancur akibat terjangan awan panas Gunung Merapi," kata Kepala Bidang "Surveilance Epidemic" Balai Besar Tekhnik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL-PPM) Yogyakarta, Wawan Hermawan, Jumat (26/11).

Menurut dia, pihaknya sudah empat kali melakukan penyemprotan disinfektan di wilayah Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman yang merupakan lokasi yang mengalami kerusakan parah.

"Meskipun beberapa kali kami melakukan penyemprotan disinfektan tetapi hingga saat ini ribuan lalat masih bertebaran di setiap sudut, sehingga kali ini penyemprotan kami fokuskan untuk pemberantasan lalat melalui penyemprotan disinfektan," katanya.

Ia mengatakan, jika lalat menyerbu ke perkampungan yang dihuni penduduk maka penyebaran penyakit bisa luar biasa dan sangat mengkhawatirkan untuk kesehatan masyarakat.

"Kami sempat kaget dengan banyaknya lalat yang sudah menyebar ke tiap sudut desa, kami memang tidak bisa memusnahkan ribuan lalat tersebut namun setidaknya bisa miminimalisir dan mengeliminasi sumber penyakit," katanya.

Wawan mengatakan, sebenarnya dengan jumlah lalat yang seperti ini maka cara yang lebih efektif adalah dengan dimusnahkan melalui pesawat penyemprot. "Lalatnya banyak sekali, sehingga cara yang paling efektif adalah dengan pesawat penyemprot," katanya.

Ia mengatakan, selain melakukan penyemprotan lalat yang hinggap di bangkai ternak, pihaknya juga menyemprot tanah yang berada di sekitar bangkai untuk memusnahkan potensi virus kolera akibat cairan dari bangkai ternak. Salah satu petugas lapangan Bagyo mengatakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana  (BNPB) sangat lamban menanggulangi epidemik lalat tersebut.

"Hingga saat ini hanya para relawan yang sudah peduli terhadap bangkai ternak, kami sudah lima kali melakukan penyemprotan ke sini, semuanya itu laporan dari relawan sedangkan BNPB belum pernah ada langkah nyata," katanya.(Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.