Sukses

Peningkatan Aktivitas Bromo Memukul Industri Wisata

Ditutupnya Bromo dari kegiatan wisatawan membuat warga setempat mulai kelimpungan. Sebab mereka mengantungkan hidup dari usaha penyewaan kuda dan rumah penginapan.

Liputan6.com, Probolinggo: Selain kawah, keunggulan Gunung Bromo lainnya adalah lautan pasir yang luas. Tak heran bila banyak kuda dan mobil hard top yang lalu lalang membelah lautan pasir. Gunung yang masih aktif dan berada di Jawa Timur ini paling sering diminati para wisatawan baik domestik maupun manca negara.

Tidak heran, saat ditutupnya Gunung Bromo dari kegiatan wisatawan, warga setempat mulai kelimpungan. Pasalnya mereka mengantungkan hidup dari usaha penyewaan kuda, rumah penginapan, hingga jualan cenderamata. Sejak Bromo mengeluarkan abu vulkanik, sebagian besar kuda yang biasa buat ojek hanya ditambatkan pemiliknya.

Salah seorang warga yang biasa menyewakan kudanya adalah Pak Naun. Menurut Pak Naun, kuda menjadi kendaraan yang sangat membantu bagi turis yang malas berjalan kaki untuk menuju kawah Bromo. Dengan tarif rata-rata Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu, para pemilik kuda sangat menikmati keuntungan dari indahnya Bromo.

Dampak Bromo memang tidak seperti Gunung Merapi. Namun tetap saja warga yang bergantung dari wisata Bromo saat ini mulai kelimpungan. Ratusan pengunjung yang biasa menikmati kawah Bromo dengan naik kuda hingga ke kaki tangga, kini tak ada lagi. Wajar jika akhirnya mereka terpukul karena Bromo ditutup.(JUM)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini