Sukses

Pengungsi Cacat Sempat Dianaktirikan

Menangani pengungsi Merapi yang jumlahnya mencapai ribuan bukanlah perkara mudah, terlebih jika pengungsi menderita keterbelakangan mental. Dalam hal ini, mereka seakan terlupakan, padahal para penyandang cacat pun memiliki hak sama dengan pengungsi normal lain.

Liputan6.com, Sleman: Menangani pengungsi Merapi yang jumlahnya mencapai ribuan bukanlah perkara mudah, terlebih jika pengungsi menderita keterbelakangan mental. Dalam hal ini, mereka seakan terlupakan, padahal para penyandang cacat pun memiliki hak sama dengan pengungsi normal lain.

Boleh dibilang keadaan ini adalah bagian dari kisah sedih pengungsi Merapi bagi orang cacat. Dari pantauan SCTV, Senin (8/11), Posko Medical Emergency Rescue Commite di Prambanan, teerdapat sebanyak 15 orang cacat mental yang dirawat. Sebelumnya, mereka tinggal di Panti Asuhan Bina Remaja di Desa Ngaglik,
Sleman, yang terletak sekitar 15 kilometer dari lereng Merapi atau masuk daerah radius berbahaya.

Jika bencana itu datang, orang-orang seperti mereka tidak  bisa melakukan apa-apa. Saat warga lain menyelamatkan diri, mereka mungkin justru tak mengerti adanya bencana yang datang dan bisa merenggut nyawa mereka kapan saja.

Para penyandang cacat ini bahkan sempat tidak dipedulikan dan ditinggalkan begitu saja di lokasi bencana. Memang bukan hal mudah merawat para penyandang cacat. Tatapan mereka kosong, tindakan mereka tak masuk akal bagi orang normal. Namun bagaimana pun juga, mereka tetap bagian dari kita yang berhak merasakan hidup.(BJK/YUS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.