Sukses

Zona Aman Merapi Tidak Diperluas

Saat Presiden Susilo Bambang Yudoyono datang di Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta dan melihat seismometer, erupsi Gunung Merapi masih berlangsung. Zona aman tidak diperluas.

Liputan6.com, Yogyakarta: Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral tak akan menambah zona aman Merapi, meskipun aktivitas Gunung Merapi intensitasnya masih tinggi. "Kami tidak akan memperluas lagi zona aman Merapi dan tetap pada jarak 20 Kilometer dari puncak Merapi. Awan panas diperkirakan maksimal hanya meluncur sejauh delapan kilometer dan tidak menyentuh pada zona di atas 15 Km," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sukhyar di Yogyakarta, Ahad (7/11).

Menurut Sukhyar, intensitas Merapi saat ini masih tinggi yang sifatnya fluktuatif. Dengan begitu sangat dimungkinkan masih akan terjadi letusan eksplosif yang disertai dengan luncuran awan panas. "Tetapi perkiraan kami luncurannya tidak sejauh pada letusan 4 dan 5 Nopember. Saat ini jarak luncur awan panas diperkirakan hanya delapan kilometer, tidak seperti letusan dahsyat sebelumnya yang bisa mencapai 14 kilometer," tambah Sukhyar.

Sukhyar mengatakan, saat Presiden Susilo Bambang Yudoyono datang di Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta dan melihat seismometer, erupsi Gunung Merapi masih berlangsung. "Jadi sejak 3 Nopember sampai saat ini atau selama empat hari erupsi Merapi terus berlangsung tiada henti. Energi Merapi belum habis. Energi Merapi saat ini masih lebih tinggi dibanding letusan pertama Merapi pada 26 Oktober," katanya.

Sukhyar menambahkan, pihaknya tidak akan memperluas zona aman yang saat ini dalam radius 20 Kilometer. "Berdasarkan catatan sejarah selama ini, bukti empiris Merapi adalah belum pernah mengeluarkan awan panas lebih dari 15 kilometer. Pada letusan besar 4 dan 5 Nopember awan panas maksimal meluncur sejauh 12 kilometer, itu juga merupakan yang perpanjang, bahkan pada letusan Merapi 1872 awan panas juga tidak sepanjang itu," tambah Sukhyar.

Menurut Sukhyar, luncuran awan panas itu yang terpanjang tetap mengarah ke Kali Gendol dan berdasarkan bukti empiris, ternyata awan panas hanya 12 kilometer. "Memang mengarah ke semua sektor, tetapi yang terpanjang adalah Kali Gendol karena kawah Merapi terbuka ke arah selatan," katanya.(ULF/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini