Sukses

RS Soeradji Klaten Mulai Kewalahan

Sebagian korban Merapi di RS Soeradji Tirtonegoro Klaten terpaksa dirawat di ruangan bekas musalah. Mereka dirawat dengan menggunakan tandu milik tentara. Ada juga yang tidur beralas tikar.

Liputan6.com, Klaten: Jumlah korban Gunung Merapi yang dibawa ke Rumah Sakit dr Soeradji Tirtonegoro Klaten, Jawa Tengah, terus bertambah. Kondisi ini membuat pihak rumah sakit mulai kewalahan dan kekurangan ruang perawatan.

Menurut Direktur Utama dr Soeradji Tirtonegoro, Bambang Purwoatmojo, total jumlah korban awan panas yang dirawat sebanyak 120 orang. Dari jumlah itu, 29 pasien mengalami luka bakar. Sedangkan sisanya mengalami luka dan trauma saat evakuasi.

Bambang menambahkan, 60 persen pasien yang mengalami luka bakar dalam kondisi kritis. Tiga orang dirawat di ruang ICU akibat mengalami sesak napas akut akibat menghirup abu. Sedangkan delapan orang dirawat di ruang isolasi.

Banyaknya pasien membuat pihak rumah sakit mengalami kekurangan ruang perawatan. Ini membuat para pasien terpaksa ditempatkan di ruang seadanya. Pasien yang tak mengalami luka bakar dirawat di ruangan bekas musalah. Mereka dirawat dengan menggunakan tandu milik tentara. Namun, ada juga pasien yang tidur di lantai beralaskan tikar.

Yatmi, pasien dari Kepurun Manisrenggo, dan pasien lain mengaku kurang nyaman tidur di atas tandu. Sebab, mereka tak bisa leluasa bergerak saat tidur. Namun, dia bisa menerima karena kondisi mengharuskan seperti itu.

Sementara di Rumah Sakit Umum Dr Sardjito terus kedatangan ambulans yang membawa korban tewas Gunung Merapi. Kali ini, seorang anak dan pria dewasa dibawa menggunakan ambulans. Kedua korban diduga merupakan bapak dan anak. Mereka ditemukan berdekatan di Cangkringan, Sleman. Namun kedua korban sulit dikenali karena tubuh mereka hangus terbakar. (ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.