Sukses

Anak-anak Korban Merapi Belum Bisa Bersekolah

Sebagian gedung sekolah masih dijadikan lokasi pengungsian. Kondisi ini membuat anak-anak di barak pengungsian belum bisa bersekolah dengan normal.

Liputan6.com, Sleman: Anak-anak korban letusan Gunung Merapi yang tinggal di barak pengungsian Kepuharjo Cangkringan Sleman, Yogyakarta, belum bisa bersekolah. Sebab, sebagian gedung sekolah masih digunakan untuk lokasi pengungsian, seperti yang terlihat di SMPN 2 Cangkringan, Senin (1/11).

Sejak Merapi erupsi pertama kali sepekan silam, anak-anak terpaksa berangkat ke sekolah dari lokasi pengungsian. Mereka ingin sekali belajar. Namun, karena gedung sekolah belum bisa digunakan, para siswa hanya berkumpul di halaman sekolah.

Di halaman sekolah, para siswa mendapat penyuluhan keamanan diri selama kondisi Merapi masih seperti ini. Para siswa diminta bisa menjaga keselamatannya. "Jika pulang dari sekolah, sebaiknya tidak main-main. Langsung pulang ke lokasi pengungsian," ujar Armin Ariyani, Kepala SMPN 2 Cangkringan.

Saat ini sedikitnya ada 80 siswa sekolah yang tinggal di barak pengungsian Kepuharjo. Umumnya, mereka berjalan kaki untuk bisa sampai ke sekolah. Namun, semangat mereka untuk bersekolah pupus dengan kondisi sekolah mereka. Apalagi, Merapi masih memuntahkan awan panas sebanyak dua kali pada hari ini. Saat ini sekolah masih mengkaji teknis proses belajar mengajar [baca: Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas]

Sementara itu, ketika Merapi mengeluarkan awan panas, sejumlah siswa di Wonokerto, Sleman, menangis dan minta orangtuanya segera mengungsi. Selama ini warga di sana memang tak mengungsi karena awan panas Merapi bergerak ke arah timur menuju Klaten dan Boyolali. Bahkan, sampai saat ini, warga Wonokerto yang terletak 15 kilometer sisi selatan Merapi belum memutuskan untuk mengungsi atau tidak.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.