Sukses

Sejumlah Kisah Duka di Mentawai

Saat tsunami menerjang, selalu ada duka yang tak terperi. Ada istri yang kehilangan suaminya, ada pula ibu yang kehilangan anaknya.

Liputan6.com, Jakarta: Seorang perempuan di Mentawai, Sumatra Barat, terus menangis, Jumat (29/10). Tangis sang ibu disebabkan kepedihan tak terperi yang dirasakan saat Tim SAR menemukan suaminya dalam kondisi tidak bernyawa. Pergi sudah sang kepala keluarga. Meninggalkan istri tercinta yang kini tak tahu harus berbuat apa.

Kisah sedih seperti ini kini juga menjadi milik Rifka dan suaminya. Saat tsunami menerjang desa kecil mereka di Sipora Selatan, Ribka mencoba menyelamatkan
diri. Namun, ia terpisah dengan putra sulungnya, Christ.

Dua jam berselang, Christ akhirnya ditemukan. Ia masih bernyawa, meski saat itu tertimpa kayu. Sekuat tenaga, Ribka mencoba menyelamatkan nyawa anaknya. Tapi
apa daya, bantuan tak kunjung datang. Nyawa bocah berusia dua tahun itu pun tak tertolong. Di depan makam Christ, kini Ribka hanya bisa meratap, menangisi
derita yang menimpa buah hatinya.

Kala tsunami menerjang, ada duka tak terkira dan mayat-mayat bergelimpangan. Orang-orang kehilangan teman, kerabat dan sanak saudara. Kisah keduanya hanya
sepotong cerita duka di Mentawai pasca Gempa 7,2 skala Richter. Kendati demikian, mukjizat juga masih terjadi di tengah bencana. Keajaiban milik dua bayi yang baru berumur dua bulan. [Baca: Mukjizat di Tengah Bencana]

Di tengah hantaman tsunami, dua bayi tersebut tetap hidup saat ratusan orang lain tewas. Mungkin hanya Sang Pencipta yang bisa menjawab, mengapa dua bayi yang belum bernama ini bisa melawan terjangan tsunami setinggi tujuh meter di saat orangtua mereka justru hingga kini belum ditemukan. (CHR/YUS)




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.