Sukses

Harga Beras Selangit, Warga Konsumsi Nasi Aking

Tak mampu membeli beras yang harganya selangit, ratusan lebih warga miskin di Pemalang, Jateng, terpaksa mengonsumsi nasi aking. Ironisnya, pemerintah setempat terkesan menup mata meski pemukiman mereka dekat dengan pusat pemerintahan.

Liputan6.com, Pemalang: Tak mampu membeli beras yang harganya kian melambung, ratusan lebih warga miskin di Pemalang, Jawa Tengah, terpaksa mengonsumsi nasi aking.

Dari pantauan SCTV, Kamis (5/8), kehidupan lebih dari 60 kepala keluarga di RT 06/04 Kelurahan Pelutan, Pemalang, Jateng, masih hidup di bawah garis kemiskinan dengan hidup pas-pasan. Maklum, kebanyakan mereka berprofesi sebagai pengayuh becak dan buruh serabutan. Pendapatan mereka tak lebih dari Rp 10 ribu per hari.

Jangankan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, bisa makan saja sudah merupakan hal mewah bagi mereka. Praktis sejak harga sembako terus melejit, mereka
nyaris tak mampu membeli beras untuk makan. Keadaan tersebut memaksa mereka mengonsumsi nasi aking yang selama ini digunakan sebagai pakan ternak untuk
santapan sehari-hari. Itu pun hanya ditemani lauk garam atau dicampur ampas kelapa.

Menurut Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat, pemerintah selama ini bagaikan tutup mata. Padahal pemukiman mereka bersebelahan dengan pusat kantor  pemerintahan kabupaten. Beras miskin tak pernah sampai di tangan warga setempat. Setiap bulannya, dari sebanyak 60 kepala keluarga atau lebih 140 warga hanya dijatah 16 kantong beras miskin. Agar kebagian semua, beras yang tidak seberapa itu terpaksa masih dibagi lagi agar merata. (BJK/YUS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini