Sukses

Pemerintah Abaikan Pelestarian Budaya

Menyambut Hari Kebangkitan Nasional, mahasiswa Ilmu Budaya dan Sastra berdemo mengecam kebijakan pemerintah yang dinilai terlalu mengedepankan kepentingan politik, serta mengabaikan upaya perlindungan, pelestarian, dan pengembangan budaya di Tanah Air.

Liputan6.com, Solo: Menyambut Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei, mahasiswa Ilmu Budaya dan Sastra dari berbagai kampus di Indonesia, menggelar aksi di Bunderan Gladak, Solo, Jawa Tengah, Rabu (19/5). Mereka mengecam kebijakan pemerintah yang dinilai lebih mengedepankan kepentingan politik, sehingga mengabaikan pelestarian dan pengembangan budaya di Tanah Air.

Aksi para mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Budaya dan Sastra se-Indonesia atau (ILMISBI) itu berlangsung di bawah guyuran hujan deras. Massa menilai, saat ini makin banyak budaya asli Indonesia yang sudah mulai punah atau justru diklaim negara lain.

Padahal hasil karya kebudayaan juga merupakan salah satu jati diri bangsa yang patut dipertahankan. Karenanya mahasiswa sastra dan budaya ini mendesak pemerintah segera membuat rancangan undang-undang (RUU) tentang kebudayaan dan kurikulum muatan lokal, agar budaya asli Indonesia tidak makin terpinggirkan.

Para mahasiswa menuntut, pembuatan RUU itu melibatkan praktisi dan akademisi kebudayaan di Indonesia yang keberadaannya juga sering diabaikan. Mereka mendesak, agar segera dibentuk Dewan Kebudayaan Nasional sebagai lembaga independen yang mewadahi perlindungan, pelestarian, dan pengembangan kebudayaan nasional.

Karena dilakukan bersamaan dengan hujan deras, aksi para mahasiswa itu tidak menarik perhatian warga. Akhirnya, para mahasiswa membubarkan diri dengan tertib setelah menyampaikan aspirasinya.(TES/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.