Sukses

Satu Keluarga Tewas Dibakar Massa

Sebelum menganiaya dan membakar keluarga Bilson, warga terlebih dahulu menggelar doa bersama. Mereka sangat yakin bahwa keluarga Bilson memelihara santet, meski tidak punya bukti yang kuat.

Liputan6.com, Tapanuli Utara: Tuduhan santet memakan korban jiwa. Di Desa Sitanggor, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, satu keluarga tewas mengenaskan karena dituduh warga memelihara begu ganjang (santet). Bilson Simaremare (60), Riama boru Rajaguguk (65), dan Loren Simaremare (35) harus kehilangan nyawa setelah sebelumnya dianiaya dan dibakar warga pada Sabtu (15/6).

Peristiwa memilukan ini berawal dari kabar yang tak jelas asal-usulnya. Warga menuding keluarga Bilson memelihara begu ganjang. Warga yang sudah termakan isu, ramai-ramai mendatangi kediaman Bilson. Tanpa banyak basa-basi, mereka kemudian menganiaya Bilson dan Riama. Tak puas menganiaya, warga juga membakar pasangan suami istri ini hingga tewas, tepat di depan rumah mereka.

Kemarahan warga ternyata tak berhenti. Mereka kemudian mengejar Loren Simaremare, anak Bilson dan Riama, yang lari minta perlindungan ke sebuah gereja. Tanpa ampun, sekitar 200 warga tetap menganiaya dan membakar Loren hidup-hidup. Sebelumnya, warga sempat juga menghujani tubuh Loren dengan tusukan benda tajam, hingga ususnya terburai.

Tak hanya Loren. Istri Loren, Tiur Nainggolan (30) juga menjadi sasaran kemarahan warga. Tiur ditikam ketika sedang menyusui anaknya yang masih berusia setahun. Akibat tikaman ini, Tiur kini menjalani perawatan di RS Horas Insani Siantar. Kondisinya sangat kritis. Begitu juga dengan tiga anak Tiur yang masih berusia empat, tiga, dan setahun yang nyaris dibakar hidup-hidup. Ketiga balita malang itu kini dititipkan di Mapolsek Muara.

Menurut Tiur, sebelum menganiaya dan membakar, warga terlebih dahulu menggelar doa bersama. Mereka sangat yakin bahwa keluarga Bilson memelihara santet, meski tidak punya bukti yang kuat. Mereka hanya menduga Bilson berada di balik kematian sejumlah warga desa dalam beberapa waktu terakhir. Polisi sulit mencegah amuk warga karena tempat kejadian perkara sulit diakses. Polisi harus berjalan kaki untuk bisa masuk ke desa yang terletak di pinggiran Danau Toba ini. Saat ini, polisi mengamankan 150 warga desa di Mapolres Tapanuli Utara.(ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini