Sukses

Anak Gajah Mati Diracun

Anak gajah Sumatra berumur sekitar empat tahun ditemukan mati di hutan produksi Teramang, tak jauh dari kebun warga Desa Air Hitam, Mukomuko, Bengkulu. Dugaan sementara gajah mati karena racun.

Liputan6.com, Bengkulu: Anak gajah Sumatra berumur sekitar empat tahun ditemukan mati di hutan produksi Teramang, tak jauh dari kebun warga Desa Air Hitam, Pondok Suguh, Mukomuko, Bengkulu. "Dugaan sementara gajah remaja ini mati karena racun, sebab di sekitar lokasi ada pondok warga yang diobrak-abrik berisi herbisida serta pestisida," kata Kabag Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu Supartono.

Supartono mengatakan, kasus ini adalah yang pertama selama 2010 meskipun konflik antara manusia dan gajah liar di sekitar HP Teramang dan HPT Lebong Kandis masih tinggi. Perambahan hutan yang mengakibatkan terdesaknya habitat gajah Sumatra membuat tingkat konflik antara manusia dan gajah meningkat. Peningkatan data konflik yang paling nyata terjadi pada tahun 2007 hingga 2009, dimana terjadi 21 konflik per tahun.

"Hitungannya tidak setiap terjadi konflik lalu dihitung karena konflik yang terjadi setiap hari dalam dua pekan dihitung menjadi satu konflik," jelasnya. Kerugian akibatk konflik diperkirakan mencapai Rp 500 juta per tahun dengan asumsi kerugian pondok yang dirubuhkan gajah Rp 5 juta dan tanaman sawit Rp 25 ribu per tanaman.

Mengantisipasi tingkat konflik, pihak BKSDA mengusulkan perluasan kawasan PLG Seblat dari 6.600 hektare menjadi lebih dari 15 ribu hektare dengan memasukkan HPT Lebong Kandis atau hutan koridor, sehingga jalur jelajah gajah kembali normal dan tingkat konflik bisa diminimalkan. Usulan sudah disampaikan ke Kementerian Kehutanan dan diharapkan bisa disepakati demi kelestarian satwa langka Pulau Sumatra itu.(JUM/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini