Liputan6.com, Brebes: Nasib nahas dialami seorang bocah berusia 1,5 tahun di Desa Banjar Anyar, Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (27/2). Karena kelalaian orang tuanya, sang bocah, Muhammad Ali Saputra, harus hidup dengan cacat di wajah dan kedua tangannya.
Musibah itu bermula dari kereta bayi. Entah apa yang terjadi pada Zaenal Abidin dan Maemunah --orang tua balita malang itu-- hingga Ali terjatuh dari kereta bayi itu ke tempat pembakaran sampah, dua bulan lalu. Api membakar hampir seluruh wajah dan tanganya hingga merusak susunan saraf.
Saat itu, korban langsung dilarikan ke rumah sakit. Meski nyawanya selamat, namun wajah dan tangannya cacat permanen. Mulut dan kelopak mata korban selalu terbuka. Tak bisa digerakan. Kedua telapak tangan korban selalu menggenggam.
Korban kerap menangis karena merasakan panas luar biasa pada wajah. Sebelum mengalami musibah, Ali adalah balita berwajah lucu dan bertubuh montok. Musibah memang telah merubah suratan nasibnya.
Dokter menyarankan untuk dilakukan operasi wajah. Namun, hal itu terbentur biaya. Zaenal Abidin dan Maemunah hanyalah buruh serabutan. Dan, mereka hanya bisa pasrah seraya mengikhlaslan anaknya tumbuh dalam keadaan cacat.(IDS/SHA)
Musibah itu bermula dari kereta bayi. Entah apa yang terjadi pada Zaenal Abidin dan Maemunah --orang tua balita malang itu-- hingga Ali terjatuh dari kereta bayi itu ke tempat pembakaran sampah, dua bulan lalu. Api membakar hampir seluruh wajah dan tanganya hingga merusak susunan saraf.
Saat itu, korban langsung dilarikan ke rumah sakit. Meski nyawanya selamat, namun wajah dan tangannya cacat permanen. Mulut dan kelopak mata korban selalu terbuka. Tak bisa digerakan. Kedua telapak tangan korban selalu menggenggam.
Korban kerap menangis karena merasakan panas luar biasa pada wajah. Sebelum mengalami musibah, Ali adalah balita berwajah lucu dan bertubuh montok. Musibah memang telah merubah suratan nasibnya.
Dokter menyarankan untuk dilakukan operasi wajah. Namun, hal itu terbentur biaya. Zaenal Abidin dan Maemunah hanyalah buruh serabutan. Dan, mereka hanya bisa pasrah seraya mengikhlaslan anaknya tumbuh dalam keadaan cacat.(IDS/SHA)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.