Sukses

Belasan Balita Komplikasi Gizi Buruk-Diare di Belu

Sedikitnya 15 balita dirawat intensif karena komplikasi penyakit diare dengan gizi buruk di RSUD Atambua, Kabupaten Belu, NTT. Penyakit diare biasa menyerang saat pergantian iklim yang drastis.

Liputan6.com, Belu: Sedikitnya 15 anak berumur di bawah lima tahun (balita) dirawat intensif karena komplikasi penyakit diare dengan gizi buruk di Rumah Sakit Umum Daerah Atambua, Kabupaten Belu, Nusatenggara Timur, baru-baru ini. Di antara pasien balita di RSUD Atambua adalah Pedro. Anak berusia dua tahun ini hanya memiliki berat badan tujuh kilogram dari berat normal 15 kilogram untuk anak seumurnya.

Ibu Pedro, Wihelmina Buik mengaku sebelum membawa berobat ke RS, anaknya mengeluh mencret dan perut kembung. Akibatnya berat badan Pedro turun drastis. Hal serupa juga diutarakan Welmince Fahik. Anak Welmince yang berusia tiga tahun, Kornelis tak bisa makan dan minum setelah mencret berkepanjangan.

Direktur RSUD Atambua dr. Jhon Taolin mengatakan, penyakit diare biasanya berlangsung saat pergantian iklim yang drastis. Kondisi ini diperparah karena sebagian besar orangtua terlambat membawa anaknya ke rumah sakit. Bila anak kadung lemas akibat banyak kekurangan cairan tubuh, penanganannya akan lebih sulit.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi NTT, di Kabupaten Belu, tercatat 1.500 penderita gizi buruk dengan 20 marasmus dan dua di antaranya meninggal. Bulan silam, 10 anak juga menderita demam berdarah dengeu. Mereka baru dinyatakan sembuh setelah dirawat tiga pekan.(ZAQ)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini