Liputan6.com, Sidoarjo: Sedikitnya 20 kepala keluarga atau sekitar 100 warga Desa Kedungbendo, Sidoarjo, Jawa Timur, kini resah. Pasalnya, luberan lumpur panas dari pusat semburan lumpur Lapindo dialirkan Badan Penanggulan Lumpur Sidoarjo atau BPLS ke desa mereka.
Padahal, warga mengaku hingga Senin (18/1) masih belum mendapat seperserpun ganti rugi dari PT Minarak Lapindo Jaya. Warga bakal meninggalkan lahan serta rumah dan mempersilahkan BPLS membangun kolam penampungan setelah mereka mendapatkan ganti rugi.
Pembayaran ganti rugi memang sering tersendat. Warga di Perumahan Tanggulangin Citra Pesona Permai yang terdiri sekitar 200 unit rumah, misalnya. Hingga kini belum juga mendapatkan ganti rugi. Padahal, perumahan ini telah menjadi kolam penampungan.
Perubahan pengaliran ini dikarenakan lumpur di kolam penampungan sebelumnya sudah penuh. Sementara kolam penampungan di Desa Kedungbendo masih kosong.(BOG)
Padahal, warga mengaku hingga Senin (18/1) masih belum mendapat seperserpun ganti rugi dari PT Minarak Lapindo Jaya. Warga bakal meninggalkan lahan serta rumah dan mempersilahkan BPLS membangun kolam penampungan setelah mereka mendapatkan ganti rugi.
Pembayaran ganti rugi memang sering tersendat. Warga di Perumahan Tanggulangin Citra Pesona Permai yang terdiri sekitar 200 unit rumah, misalnya. Hingga kini belum juga mendapatkan ganti rugi. Padahal, perumahan ini telah menjadi kolam penampungan.
Perubahan pengaliran ini dikarenakan lumpur di kolam penampungan sebelumnya sudah penuh. Sementara kolam penampungan di Desa Kedungbendo masih kosong.(BOG)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.