Sukses

Bocah Korban Banjir Hanya Makan Nasi Garam

Penderitaan anak-anak di pengungsian banjir bandang Mandailing Natal, Sumut, belum berakhir. Keadaan mereka kini makin memprihatinkan karena hanya makan nasi garam dan mi instan.

Liputan6.com, Mandailing Natal: Saat libur Lebaran seperti saat ini, ribuan warga di delapan desa yang terkena bencana banjir bandang tinggal di pengungsian. Sudah sepekan, mereka hidup dengan kondisi yang memprihatinkan karena minimnya bantuan. Lokasi yang jauh serta akses menuju desa tersebut terputus menjadi kendala utama. Akibatnya, bantuan terlambat diterima para pengungsi.

Di Desa Hutaimbaru, misalnya. Dari pantauan SCTV, Selasa (22/9), sekitar 200 lebih bocah yang tinggal di tenda-tenda darurat terancam kekurangan gizi. Betapa tidak, bantuan yang diterima tak mengandung cukup gizi. Padahal, mereka membutuhkan susu dan makanan bayi. Saat ini, mereka butuh asupan gizi yang cukup karena tinggal di pengungsian yang rawan penyakit. Sementara itu, makanan yang mereka makan sehari-hari hanya nasi bercampur garam.

Banjir bandang melanda Kabupaten Mandailing Natal, Senin silam, sehingga delapan desa rusak parah. Sekitar 800 lebih rumah hilang dan rusak berat, dan puluhan nyawa melayang, serta ribuan warga terpaksa mengungsi [baca: Mandailing Natal Dilanda Banjir, 15 Tewas].(BJK/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini