Sukses

Sunat Ikut Cegah Penularan HIV/AIDS

Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan sunat sebagai salah satu upaya pencegahan penularan HIV/AIDS yang tepat. Rekomendasi itu terungkap dalam suatu kongres internasional tentang AIDS di Nusa Dua, Bali.

Liputan6.com, Nusa Dua: Upaya pencegahan terhadap bahaya menular HIV/AIDS sedikit demi sedikit mulai terungkap. Hasil penelitian di beberapa negara seperti Thailand, Filipina, dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa sunat atau khitan, yakni tindakan memotong kulup kelamin pria, efektif sebagai salah satu cara mencegah penularan HIV/AIDS.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun merekomendasikannya. Rekomendasi itu terungkap dalam suatu kongres internasional tentang AIDS "International Congress on AIDS in Asia and the Pacific" (ICAAP) kesembilan yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Selasa (11/8), seperti ditulis ANTARA.

Menurut Ketua Kongres Ke-9 ICAAP, Prof. Dr Zubairi Djoerban, yang terpenting ke depan adalah implementasi sunat sebagai salah satu cara pencegahan HIV/AIDS di kawasan Asia-Pasifik, karena masalah itu hingga kini masih terbentur pada masalah perbedaan agama. Acara ini diikuti oleh 3.000 delegasi dari 65 negara.

Zubairi menambahkan, dalam persoalan HIV/AIDS yang juga penting untuk diaplikasikan ke depan adalah mewujudkan universal akses bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA), salah satunya adalah akses kesehatan.

Sebelumnya kondom menjadi salah satu cara pencegahan penularan HIV/AIDS, namun dari hasil studi Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) menunjukkan kesadaran penggunaan kondom pada kelompok beresiko cukup rendah. Kondisi ini dibuktikan dengan tingkat kesadaran penggunaan kondom pada pelanggan pekerja seks di Indonesia hanya mencapai 30 persen.

Rendahnya kesadaran penggunaan kondom ini diprediksi sebagai salah satu penyebab meningkatnya penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual di Indonesia.

Ada data menarik dari masalah penggunaan kondom ini. Deputi Sekretaris KPAN Bidang Program Dr. Fonny J Silfanus mengatakan orang tidak mau menggunakan kondom, karena salah satu sebabnya sulit menahan hasrat. Selain juga karena ketersediaan kondom yang terbatas.

"Dari hasil studi, hanya 45 persen yang tersedia kondom di tempat rawan penularan HIV/AIDS. Kebanyakan orang keburu `kebelet` dan akhirnya tidak pakai juga. Memang kondom tidak selalu tersedia di tempat orang yang membutuhkan."

Rencananya September nanti akan ada pembagian kondom secara gratis di 12 provinsi. Terutama di tempat-tempat rawan penyebaran HIV/AIDS. Dana pembelian kondom itu mencapai 1,3 miliar rupiah.(VIN)




* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini