Liputan6.com, Pekanbaru: Perkembangan kesehatan bayi berkepala dua asal Indragiri Hilir, Riau, terus memburuk dan akhirnya oleh tim medis RSUD Arifin Achmad dinyatakan meninggal, Selasa (28/7) dinihari. Bayi yang belum sempat diberi nama itu terakhir dirawat diruang Perimatologi.
Berita duka itu diungkapkan Badrun, ayah dari bayi kembar kepada ANTARA. "Anak saya sudah meninggal dunia," kata Badrun. Menurut Badrun, anaknya meninggal sekitar pukul 02.00 WIB. Kondisi bayi kembar tersebut, terus memburuk dan pihak dokter mengabarkan kondisi terakhirnya sekitar pukul 01.00 WIB.
"Kabarnya kondisi anak saya terus memburuk dan dokter sempat menyiapkan tujuh kantong darah yang saya tidak tahu untuk apa. Tapi katanya darah itu tak sempat dipakai," ungkap Badrun.
Badrun mengatakan, jenazah anaknya itu langsung dibawa ke Indragiri Hilir untuk dipertemukan dengan sang ibu. Meski begitu, Badrun belum sekali pun menyampaikan kabar kematian anaknya tersebut kepada Nurhayati. "Saya belum kasih tahu ibunya, takut dia nanti sangat kaget," kata pria yang berprofesi sebagai buruh tani ini.
Sementara itu, hingga kini pihak RSUD Arifin Achmad belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kematian bayi kembar berkepala dua tersebut. Dikabarkan, tim dokter akan menggelar jumpa pers pukul 09.00 di RSUD Arifin Achmad.
Bayi berkepala dua merupakan anak pertama dari pasangan Badrun (33) dan Nurhayati (23), warga RT 3 Desa Belantara Raya, Kecamatan Gaung, Indragiri Hilir. Bayi yang belum sempat diberi nama oleh orangtuanya itu dilahirkan dengan selamat di RSUD Tembilahan melalui operasi cesar pada Kamis malam (23/7) sekitar pukul 20.45 WIB. Saat lahir, bayi ini memiliki bobot 3.200 gram, dengan panjang 43 sentimeter.
Bayi berkepala dua tersebut dirawat secara intensif di ruang Perimatologi RSUD Pekanbaru sejak tanggal 24 Juli lalu. Tim khusus yang terdiri dari enam dokter spesialis secara intensif merawat bayi tersebut. Kini bayi itu telah meninggal.(VIN)
Â
Berita duka itu diungkapkan Badrun, ayah dari bayi kembar kepada ANTARA. "Anak saya sudah meninggal dunia," kata Badrun. Menurut Badrun, anaknya meninggal sekitar pukul 02.00 WIB. Kondisi bayi kembar tersebut, terus memburuk dan pihak dokter mengabarkan kondisi terakhirnya sekitar pukul 01.00 WIB.
"Kabarnya kondisi anak saya terus memburuk dan dokter sempat menyiapkan tujuh kantong darah yang saya tidak tahu untuk apa. Tapi katanya darah itu tak sempat dipakai," ungkap Badrun.
Badrun mengatakan, jenazah anaknya itu langsung dibawa ke Indragiri Hilir untuk dipertemukan dengan sang ibu. Meski begitu, Badrun belum sekali pun menyampaikan kabar kematian anaknya tersebut kepada Nurhayati. "Saya belum kasih tahu ibunya, takut dia nanti sangat kaget," kata pria yang berprofesi sebagai buruh tani ini.
Sementara itu, hingga kini pihak RSUD Arifin Achmad belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kematian bayi kembar berkepala dua tersebut. Dikabarkan, tim dokter akan menggelar jumpa pers pukul 09.00 di RSUD Arifin Achmad.
Bayi berkepala dua merupakan anak pertama dari pasangan Badrun (33) dan Nurhayati (23), warga RT 3 Desa Belantara Raya, Kecamatan Gaung, Indragiri Hilir. Bayi yang belum sempat diberi nama oleh orangtuanya itu dilahirkan dengan selamat di RSUD Tembilahan melalui operasi cesar pada Kamis malam (23/7) sekitar pukul 20.45 WIB. Saat lahir, bayi ini memiliki bobot 3.200 gram, dengan panjang 43 sentimeter.
Bayi berkepala dua tersebut dirawat secara intensif di ruang Perimatologi RSUD Pekanbaru sejak tanggal 24 Juli lalu. Tim khusus yang terdiri dari enam dokter spesialis secara intensif merawat bayi tersebut. Kini bayi itu telah meninggal.(VIN)
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.