Sukses

Korban Tewas di Sawahlunto Jadi 26 Orang

Jumlah korban tewas akibat ledakan tambang batubara di Sawahlunto, Sumbar, kini mencapai 26 orang. Sementara enam penambang lainnya masih terperangkap di dalam lubang.

Liputan6.com, Sawahlunto: Pemilik tambang batubara di Sawahlunto, Sumatra Barat, yang meledak Selasa silam, ternyata pernah diperingatkan untuk menutup tambangnya. Sebab, kandungan gas metana di dalam tambang tersebut terlalu tinggi. Namun, peringatan itu tak digubris sang pemilik.

Hingga Rabu (17/6) petang, korban tewas akibat ledakan mencapai 26 orang. Sementara enam penambang lainnya masih terperangkap di dalam lubang. Jatuhnya korban sebenarnya bisa dihindari bila pemilik tambang mengindahkan peringatan tertulis yang dikeluarkan pemerintah kota setempat, Desember 2008, tentang bahaya ledakan di lokasi tambang [baca: Korban Tewas Ledakan Tambang Batubara 22 Orang].

Ketika itu, pengukuran menunjukkan konsentrasi gas metana mencapai empat persen. Padahal batas aman hanya satu persen. Tapi pemilik tambang, NAR, mengabaikan hal itu karena menganggap lokasi tambang masuk ke wilayah Kabupaten Sinjunjung. Korban pun akhirnya berjatuhan.

Meski begitu, polisi sejauh ini belum mengambil tindakan apa pun terhadap pemilik tambang. Terlebih ledakan ini bukan yang pertama kali. Pada Agustus 2008, tambang meledak dan menewaskan empat orang. Tapi kasus tersebut tak pernah lagi terkuak. Boleh jadi inilah saatnya kasus ledakan ditangani serius supaya tak jatuh korban-korban lain.

Di lokasi yang sama, seorang remaja yang hendak menolong sang ayah ditemukan terjepit pada rel di dalam lokasi pertambangan. Nyawa Syaiful akhirnya bisa diselamatkan setelah terperangkap hampir 11 jam.

Syaiful masuk ke galian pertambangan beberapa saat setelah ledakan. Meski dicegah warga, Syaiful tak peduli. Dia menerobos demi menolong sang bapak yang tengah mencari biaya untuk dia melanjutkan kuliah. Tapi usaha Syaiful sia-sia. Sang bapak tewas akibat ledakan dan jenazahnya ditemukan pada Rabu dini hari tadi.(IKA/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini