Sukses

Nasib Perupa Bali Tak Menentu

Imbas Tragedi Bali masih sangat terasa. Kunjungan wisatawan mancanegera ke Pulau Dewata masih sepi. Prakstis, daya jual lukisan di kawasan Sukowati, Bali, menurun.

Liputan6.com, Gianyar: Desa Batuan, Kecamatan Sukowati, Kabupaten Gianyar, sekitar 15 kilometer sebelah timur Kota Denpasar, Bali, tak seramai dulu. Kini, kawasan yang dikenal sebagai pusat produksi lukisan massal sepi pengunjung. Kondisi ini membuat para perupa setempat malas berkarya. Betapa tidak, lukisan berbagai bentuk dan ukuran mereka yang dipajang di puluhan toko di kawasan itu nyaris tak ada pembeli. Apa pasalnya? Tragedi Bali, 12 Oktober 2002, membuat wisatawan mancanegera mengurungkan niat mereka untuk berkunjung ke sana [baca: Ledakan Dahsyat Mengguncang Bali dan Manado]. Imbasnya, itu tadi, toko seni di kawasan Sokowati sepi pembeli.

I Wayan Nesa, perupa setempat menyebutkan, penurunan daya jual lukisan mereka mencapai 90 persen. Ini bukan hanya mengancam nasib toko seni yang telah lama berdiri, tapi juga nasib para perupa dan sejumlah calon perupa. Maklum, selama ini bengkel seni menjadi tempat berlatih calon-calon perupa. Buktinya, saat ini tinggal lima dari sepuluh perupa yang bertahan di bengkel seni di kawasan Sukowati. Itu pun mereka bekerja secara bergantian. Padahal sebelumnya, lewat bengkel seni yang disediakan pemilik toko seni, mereka giat menorehkan cat air atau minyak di atas kanvas atau kertas. Sebagai gantinya, mereka mendapat imbalan dari pemilik toko. Bukan hanya itu, hasil kerja mereka juga menjadi bagian etalase toko.(AWD/Syaiful Halim dan Anto Susanto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini